A. Kelahiran Nabi Muhammad SAW
Maulid Nabi identik dengan perayaan kelahiran Rasulullah SAW untuk meningkatkan rasa cinta kepada beliau. Rasa cinta diwujudkan dengan hidup sesuai sunnah dan ketentuan dalam Al Quran.
Hadits dan pendapat umum menyatakan Nabi lahir pada tahun gajah. Dalam sejarah, tahun gajah terjadi pada 53 tahun sebelum hijrah, yang bisa ditulis sebagai tahun -53 Hijriah (H). Momen tersebut bisa ditarik mundur untuk mengetahui hari kelahiran Rasulullah.
“Sehingga, kelahiran Nabi bertepatan dengan 5 Mei 570 Masehi (M). Tahun gajah adalah saat Abraha dan pasukan bergajahnya berniat menghancurkan Ka’bah namun digagalkan Allah SWT,” kata Prof Thomas.
B. Nabi Muhammad diangkat menjadi utusan Allah SWT
Kisah Maulid Nabi tentu tak mungkin melewatkan saat diangkat menjadi utusan Allah SWT. Prof Thomas mengutip Jabir dan Ibnu Abbas yang menyatakan peristiwa tersebut terjadi pada 12 Rabiul Awal.
“Tahun kejadiannya saat Nabi berusia 41 tahun atau tahun gajah ke-41, yang ditulis sebagai tahun -13 H. Hari dan bulannya tidak ada kesepakatan. Dengan pendapat Jabir dan Ibnu Abbas, pengangkatan terjadi pada Senin 24 Februari 609 M,” kata Prof Thomas.
Peristiwa pengangkatan Muhammad sebagai nabi dan rasul memiliki beberapa versi. Selain Jabir dan Ibnu Abbas, Hasbi Ash Shiddieqy menyatakan pendapatnya dalam pengantar Tafsir Al Bayaan.
“Rabiul Awal adalah saat turunnya ayat nubuwah (pengangkatan sebagai nabi). Lima ayat pertama dalam surat Al Alaq turun pada bulan Rabiul Awal. Kemudian ayat risalah (pengangkatan sebagai rasul) turun pada 17 Ramadhan berupa beberapa ayat awal surat Al Muddatstsir,” ujar Prof Thomas.
Baca juga:
Sholawat Nabi Muhammad, Bisa Dibaca Saat Maulid dan Sehari-hari
C. Wafatnya Nabi Muhammad SAW
Rangkaian kisah Maulid Nabi diakhiri dengan wafatnya manusia terbaik sepanjang masa tersebut. Hari-hari terakhir Rasulullah ditandai dengan turunnya Al Quran surat Al Maidah ayat 3,
ٱلْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِى وَرَضِيتُ لَكُمُ ٱلْإِسْلَٰمَ دِينًا ۚ فَمَنِ ٱضْطُرَّ فِى مَخْمَصَةٍ غَيْرَ مُتَجَانِفٍ لِّإِثْمٍ ۙ فَإِنَّ ٱللَّهَ غَفُورٌ رَّحِيمٌ
Arab latin: al-yauma akmaltu lakum dīnakum wa atmamtu ‘alaikum ni’matī wa raḍītu lakumul-islāma dīnā, fa maniḍṭurra fī makhmaṣatin gaira mutajānifil li`iṡmin fa innallāha gafụrur raḥīm
Artinya: “Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu. Maka barang siapa terpaksa karena kelaparan tanpa sengaja berbuat dosa, sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.”
“Tiga bulan setela turunnya ayat, Rasulullah SAW wafat pada 12 Rabiul Awal. Analisis astronomis menyatakan momen tersebut jatuh pada Sabtu 6 Juni 632 M. Namun banyak yang berpendapat Nabi meninggal pada 8 Juni 632 M,” kata Prof Thomas.
Perbedaan dua hari tidak dapat dijelaskan sebagai akibat terjadinya penggenapan 30 hari (istikmal). Menurut Prof Thomas, saat itu terjadi kelalaian penentuan awal bulan akibat rasa sedih para muslim. Kesedihan disebabkan Rasul yang sakit sejak Safar.
Nabi Muhammad SAW selama hidupnya dikenal sebagai pribadi yang terhormat di semua kalangan. Sudah selayaknya bagi tiap muslim untuk menjadikannya sebagai contoh. Semoga Maulid Nabi bisa menginspirasi untuk selalu taat sunnah dan Al Quran.
SMPN 1 Luhak Nan Duo melaksanakan maulid nabi muhammad saw. bersamaan dengan kultum di hari jumat, serta mendatangkan ustadz penceramah guna memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW.