Berbagai Tampilan Kreatifitas dan Bazar Karya yang disuguhkan oleh siswa SMPN 1 Luhak Nan Duo meriahkan Panen Karya Gebyar Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) tahun 2023. Acara dibuka secara langsung oleh Bapak Kepala sekolah dan dihadiri oleh bapak wakil ketua komite SMPN 1 Luhak Nan Duo. Sabtu (17/06/2023) pagi.
Kepala sekolah menyampaikan kurikulum merdeka menjadi suatu hal yang penting untuk menjadi perhatian bersama.
“Memang kurikulum merdeka ini bagian dari transisi antara dunia pendidikan yang lalu dengan pendidikan sekarang,” ujar Kepala Sekolah.
Munculnya profil pancasila bertujuan untuk mengingatkan kembali kepada para siswa bahwa inilah NKRI yang memiliki dasar negara pancasila dan UUD 1945.
Untuk diketahui, profil pancasila ini terdapat menjadi 6 komponen, yang pertama yaitu, beriman, bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berkebinekaan global, bergotong royong, kreatif, bernalar kritis dan mandiri.
Selain itu, dalam profil pelajar pancasila, para siswa juga harus kreatif dalam memberikan ide-ide juga inovasi guna memajukan dunia pendidikan kedepannya.
“Kedepan, Festival Panen Karya ini untuk melihat kreativitas anak-anak kita di sekolah. Semoga melalui kegiatan ini, dapat terlihat bahwa kurikulum merdeka memang menjadi langkah yang sangat baik dalam rangka perbaikan sekolah,” harapnya.
Dalam kesempatan ini juga Kepala Sekolah, menyatakan, kegiatan ini secara tidak langsung merupakan sarana untuk meningkatkan daya berpikir peserta didik dalam penyaluran bakat dan visualisasi bakat.
“Panen Karya ini secara tidak langsung merupakan sarana untuk meningkatkan daya kerja otak kanan peserta didik agar terus berpikir secara imajinatif, holistik, intuitif sehingga mampu menghasilkan karya seni yang seirama dalam menyalurkan bakat dan visualisasi bakatnya.”
Ia mengungkapkan, Proyek Profill Pelajar Pancasila mengharuskan para peserta didik untuk mempelajari tema-tema atau isu penting yang terjadi di sekitarnya.
Kegiatan P5 ini memiliki 3 stand yaitu khebinekaan global, sehat jasmani dan rohani serta jambak (jawa, minang, batak) di sana anak-anak mengembangkan bakat nya sesuai kemampuan masing, ada yang berjualan makanan tradisional, bernyanyi bahasa daerah dan lain lain.